FPSTI Gelar Kegiatan FBMS
BANDARLAMPUNG, BUMIWAWAY.ID – Federasi Pencak Silat Tradisional Indonesia (FPSTI) provinsi Lampung menyelenggarakan kegiatan Festival Budaya Menara Siger (FBMS). Selasa (21/12).
Ketua umum FPSTI, Saluddin, S.H.M.Si mengatakan Festival Budaya Menara Siger dengan tema ” Road to Bakauheni Harbour City ” merupakan kegiatan untuk kali kedua.
“Alhamdulilah, pada tanggal 30 Desember 2019 sampai 1 Januari 2020 telah terlaksana Festival Budaya Menara Siger (FBMS) yang pertama. Bahkan dihadiri oleh tiga negara yaitu, Malaysia, Belanda, dan Brunai Darussalam,” terang dia dalam konferensi pers.
Dia menyampaikan sebenarnya Festival Budaya Menara Siger (FBMS) di tahun 2020 akan dilaksanakan, namun karena, ada pandemi covid 19 jadi kita adakan secara virtual. ” Tahun 2020 kita sudah siapkan secara matang,tetapi pandemi jadi tidak bisa kita laksanakan. Namun kita laksanakan secara online yang diikuti oleh 18 negara yang berpartisipasi,” kata dia.
Kedepanya, ia berharap ditahun 2022 Festival Budaya Menara Siger (FBMS) bisa terselenggara kembali secara internasional. ” Kita doakan mudah-mudahan situasi mendukung. FPSTI provinsi Lampung menjadi anggota dari FPSTI Indonesia dan Dunia. Jadi kegiatan FBMS sudah menjadi rangkaian festival pencak silat tradisi internasional,” jelas dia.
Menurut dia, di tahun ini FBMS mendapat dukungan oleh Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) dengan memadukan pameran pariwisata dan budaya.
” Tidak hanya sebagai ajang silaturahmi para perguruan atau pentas seni budaya juga akan dipadukan oleh pameran pariwisata dan budaya. Untuk acara pentas dan pencak silat tradisinya ada di Menara Siger sedangkan untuk pameran pariwisata dan budaya ada di anjungan mall dermaga eksekutif Bakauheuni,” Beber dia.
Dia menambahkan Pemerintah provinsi Lampung bersama pemerintah pusat, melalui kementerian BUMN dan pariwisata telah mendeklarasikan pembangunan Bakauheni Harbour City menjadi kawasan pariwisata terintegrasi.
” Dan Alhamdulillah sudah masuk ke proyek strategis nasional. Festival ini merupakan wujud nyata, kongkrit dari pelaku pariwisata dan budaya khususnya pelaku pencak silat tradisi dan pelaku pameran pariwisata dalam mempersiapkan dan kita tunjukkan kepada khalayak ramai bahwa kami siap menyediakan atraksi yang layak untuk dikunjungi wisatawan Mancanegara ataupun wisatawan Nusantara, ” imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, ketua ASPERAPI Lampung mengatakan bahwa pihaknya sudah siap untuk melakukan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Converence, Exchibition).
“Kita semua tahu, di era pandemi ini kegiatan kita terhenti. Nah, sekarang kita ambil momentum di FBMS ini bahwa kegiatan MICE di Lampung akan segera kita mulai dan kita siap menerima teman- teman dari luar kota,” ujar dia.
Dia menyampaikan, dengan adanya kegiatan MICE yang ada di Festival Budaya Menara Siger ini bertujuan agar pemerintah provinsi bisa melihat potensi yang di capai.
” Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” harap dia.
Dia mengungkapkan kegiatan yang diadakan dalam Festival ini yaitu Festival rebut selempang internasional, pencak silat tradisi lintas aliran Nusantara.
” Nanti ada show dari teman pendekar, dan kalau dari segi pameran kita ada pameran UMKM, auto show, baju, dan lain-lain. Untuk pelaksanaannya di pertengahan bulan Januari,” ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina FBSTI, GM Rafles Samsuri, mengatakan FBSTI fokus terhadap pencak silat tradisi yang tidak membatasi gerak daripada pesilat-pesilat yang ada di Nusantara maupun Mancanegara.
” Maksudnya tidak membatasi, di dalam FBSTI tidak ada jurus baku. Jadi masing-masing daerah dipersilahkan menampilkan kekhasan dan keunikannya masing-masing yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Nusantara,” kata dia.
Menurut dia, kalau festival ini tidak digaungkan di setiap kabupaten atau provinsi mungkin kedepanya kita tidak berhak memiliki warisan harta benda oleh Unesco.
“Saya denger dari kawan saya di Jawa Barat pencak silat tradisi ini sudah masuk ke kurikulum, dan kedepanya itu bisa terjadi di provinsi Lampung, atau Sumbagsel atau diseluruh wilayah Indonesia yang diikuti berbagai usia mulai dari usia dini, pra remaja,penampilam remaja, dewasa, dan para guru. Jadi umur 70 tahun, dua tahun pun, masih kita tampilkan,” jelas dia.
Dia menjelaskan FBSTI memiliki anggota di mancanegara seperti Brunai Darusallam, Malaysia, Singapura, Belanda dan Perancis.
” Jadi ketika FBSTI mengadakan acara kita tidak mengundang mereka tapi mereka harus hadir karena ibu mereka yang sedang menyelenggarakan acara,” tutup dia. (Din/AA)