PANDANGAN REIHANA TERKAIT SITUASI PANDEMI COVID 19 LAMPUNG
BANDARLAMPUNG, BUMIWAWAY.ID – Dr. dr. Hj Reihana Wijayonto, M.Kes adalah Aparatur Sipil Negara yang sudah satu dekade lebih menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Selasa (8/2).
Tiga kali peralihan pucuk pimpinan di Lampung ( Sjachroedin, Ridho, Arinal Djunaidi), Reihana tetap anteng di posisinya. Tak berlebihan jika dirinya dianggap sangat paham seluk beluk di Dinas Kesehatan terutama masalah penanganan pandemi Covid 19.
Bunda Reihana, sapaan akrabnya, menjelaskan
situasi Pandemi COVID-19 di Lampung per 30 Januari 2022 sudah dapat dikendalikan dimana angka kesembuhan sudah mencapai lebih dari 91,49% dan Proporsi Kasus Aktif sebesar 0,83%.
“Kasus bulan Januari sampai dengan tanggal 30 Januari 2022 sebesar 130, Kasus yang tersebar di 11 Kabupaten Kota, ada kecenderungan peningkatan kasus baru dalam 1 minggu terakhir,” kata wanita berkerudung nyentrik tersebut.
Menurut wanita yang tinggal di Jalan Dr Susilo No 44 Teluk Betung ini, adanya peningkatan kasus baru ini juga perlu disikapi dengan positif karena ini merupakan kinerja dari petugas di lapangan yang melakukan skrining secara aktif termasuk skrining di Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada satuan Pendidikan sebagai upaya untuk menekan penularan dan segera dilakukan tatalaksana (Isolasi dan Karantina).
“Penemuan kasus jangan disimpan namun dilaporkan dan segera tatalaksana. Ini juga salah satu kinerja
pertugas dalam melakukan Skrining pada populasi berisiko,”ucap Reihana.
Dia menjelaskan, pada bulan Januari 2022 sudah ditemukan 130 kasus positif di 11 Kabupaten/kota yakni Bandar Lampung,
Lampung Selatan, Lampung Timur,Lampung Utara, Metro, Tulang Bawang, Tanggamus, Pringsewu,Pesawaran, Lampung Tengah, Way Kanan.
“Ada beberapa wilayah Kabupaten/kota yang memerlukan kewaspadaan seperti Kota Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Utara, Pesawaran,” Jelas dia.
Dalam kesempatan ini wanita yang berpangkat Pembina Utama Madya/IV d menyampaikan, Bed Occupancy Rate (BOR) isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Pemberi Pelayanan Covid-19, puncak BOR terjadi pada Tanggal 12 Juli 2021, yaitu 85.6% dari 1.938 Bed. Sedangkan Tahun 2022 pada 30 Janauri 2022 BOR Isolasi yaitu 2.28 % dari 833 Bed.
“Sebagaimana diketahui bahwa secara alamiah virus akan terus bermutasi untuk mempertahankan hidupnya.Omicron merupakan salah satu mutasi virus COVID-19 yang ada saat ini. Perbedaan utama Omicron dengan varian lain adalah penularan lebih cepat dan banyak. Namun tingkat perawatan dan tingkat keparahan kasus varian Omicron lebih rendah,” ungkap dia.
Dia memaparkan sampai tanggal 28 Januari 2022 di Indonesia total pasien yang terkena Omicron ada 1.988. “Sebanyak 765 diantaranya sudah sembuh total, pasien Omicron yang dirawat di RS ada 854 orang, dan dari 854
pasien yang dirawat, sebanyak 461 asimtomatik, bergejala ringan 334, bergejala sedang 54 orang dan hanya 5 orang bergejala berat. Kasus Omicron terbanyak ada di wilayah DKI Jakarta,” Kata Kadis Kesehatan. (Din/AA)