MENGENAL SINDROM DANDY-WALKER: GEJALA, PENYEBAB, PENGOBATAN
BUMIWAWAY.ID – Ada beragam masalah kesehatan hingga kelainan yang bisa terjadi pada bayi baru lahir sampai masa perkembangan. Mulai dari down syndrome, sindrom campomelic dysplasia, hingga sindrom Dandy-Walker.
Sindrom Dandy-Walker merupakan salah satu kelainan genetik langka yang mempengaruhi perkembangan fisik dan intelektual anak. Kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 25.000 sampai 35.000 kelahiran hidup, Moms. Kelainan ini lebih sering menyerang bayi perempuan daripada laki-laki.
Gejala Sindrom Dandy-Walker
Saat sindrom ini terjadi, otak kecil bayi mungkin tidak berkembang seperti yang diharapkan. Bisa berbentuk lebih kecil atau bahkan tidak ada. Cairan yang menumpuk di ruang-ruang otak juga dapat menyebabkan peningkatan ukuran kepala.
Jika tidak terdeteksi saat lahir, gejala bisa muncul di masa kanak-kanak, baik secara bertahap atau tiba-tiba. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah:
• Keterlambatan perkembangan
• Tonus otot rendah (hipotonia) atau tonus otot tinggi
• Koordinasi dan keseimbangan yang buruk
• Lingkar kepala membesar
• Tekanan di dalam tengkorak meningkat karena hidrosefalus
• Kejang
Penyebab Sindrom Dandy-Walker
Mengutip Medical News Today, para ahli belum mengetahui penyebab pasti sindrom ini. Namun, kondisi ini biasanya mulai terjadi pada bulan pertama kehamilan. Singkatnya, terjadi saat otak bayi mulai berkembang, tetapi otak kecil tidak berkembang dengan benar dan cairan mulai menumpuk di otak.
Meski begitu, beberapa kemungkinan penyebab sindrom Dandy-Walker meliputi:
• Kelainan kromosom 18, 13, 21, dan 9
• Infeksi virus tertentu yang dialami ibu saat mengandung
• Diabetes gestasional
• Janin terpapar racun atau obat tertentu
Di samping itu, gen resesif mungkin juga berperan dalam pembentukan sindrom Dandy-Walker. Gen-gen ini dapat menyebabkan hipoplasia vermis cerebellar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai kompleks Dandy-Walker.
Cara Diagnosa Sindrom Dandy-Walker
Sindrom Dandy-Walker dapat diketahui melalui beberapa metode, seperti USG, CT scan, dan pemindaian MRI. Jika dicurigai terjadi karena mutasi DNA, kemungkinan dokter akan melakukan pengujian genetik untuk mencari perubahan pada DNA anak. Beberapa tes yang dilakukan adalah:
• Tes DNA janin bebas sel: dilakukan dengan cara mengambil darah dari ibu hamil untuk mencari masalah DNA bayi yang sedang berkembang.
• Amniosentesis: penghapusan beberapa cairan ketuban untuk menyaring masalah genetik.
• Tes pascamelahirkan: dilakukan dengan mengambil darah bayi untuk memeriksa kelainan genetik. (Ist/TSF/AA)