GUNUNG ANAK KRAKATAU ERUPSI
BANDARLAMPUNG, BUMIWAWAY.ID – Gunung Anak Krakatau (GAK) kembali erupsi. Dari pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat sedikitnya terjadi sembilan kali letusan pada Jum’at (4/2).
Dimulai dari yang pertama pada pukul 09:43 hingga pukul 17:07 WIB.
“Tinggi kolom abu berkisar 800-1000 meter di atas puncak dan warna kolom kelabu-hitam tebal,” demikian bunyi keterangan yang dibagikan.
Badan Geologi mengamati peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau tersebut sudah terjadi sejak sehari sebelumnya. Pada Kamis, 3 Februari 2022, teramati peningkatan intensitas aktivitas berupa embusan asap dan abu. Pada malam hari teramati sinar api di atas kawah.
Pemantauan visual pada Gunung Anak Krakatau mengindikasikan erupsi yang terjadi merupakan tipe magmatik. Erupsi terjadi sejalan dengan terjadinya gempa vulkanik yang terekam. Gempa bumi terjadi di 7.48 Lintang Selatan (LS) 152.92 Bujur Timur (BT) di kedalaman 10 meter. Gempa dnegan kekuatan 5,5 SR berpusat di Bayah, Kabupaten Lebak dan tidak berpotensi Tsunami.
Rekaman kegempaan sepanjang 16 Januari 2022 sampai 4 Februari 2022 mendapati aktivitas gunung tersebut berupa gempa vulkanik dan gempa permukaan.
Aktivitas kegempaan tersebut mengindikasikan intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap. Peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan.
PVMBG telah menetapkan status Level II atau Waspada pada Gunung Anak Krakatau sejak 25 Maret 2019.
Seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter lebih kurang dua kilometer merupakan kawasan rawan bencana gunung tersebut.
Saat ini tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau ditetapkan pada Level II (Waspada), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius dua kilometer dari kawah aktif. (Din/AA)