LPBI NU Edukasikan Isu Lingkungan
BANDARLAMPUNG, BUMIWAWAY.ID – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) giat mengedukasikan pengunjung Muktamar Ke-34 NU, terkait pengolahan sampah dan isu lingkungan dengan membuka stand produk olahan limbah di Pameran dan Bazar yang berlokasi di Lapangan Saburai, Kelurahan Enggal, Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Kamis (23/12).
Hal itu disampaikan langsung oleh Muhammad Iqbal Ranggani, selaku anggota LPBI NU Jakarta. Ia mengatakan kepada Lampung Segalow, bahwa pihaknya tidak hanya berperan dalam penanggulangan bencana saja, namun juga aktif dalam peran lingkungan.
“Kegiatan kami tidak evakuasi dalam membantu korban bencana alam, tetapi kami juga turut ikut serta dalam menjaga lingkungan. Yaitu dengan kami mendirikan bak sampah nusantara yang berada di Jakarta Pusat,” kata dia.
Stand LPBI NU ini ada berbagai jenis limbah lingkungan yang didaur ulang kembali dan diperjual belikan.
“Produk produk yang kami hasilkan itu ada dari daur ulang sampah plastik, seperti ini namanya Ecobrick yang sulit terurai atau sangat lama,” ujar dia sembari menunjukkan produk ke segalow.
“Jadi kami cari botol bekas, kemudian kami masukkan media kayu atau bambu untuk memasukkan plastik ke dalam sampai benar-benar padat, jika sudah padat kami satukan biasa kami sebut modular, nah kemudian modular ini bisa dijadikan tempat duduk, meja, ataupun tempat makan atau ngopi,” terang dia.
Selain itu, pihaknya juga memproduksi produk seperti celengan dan patung yang terbuat dari sampah non organik (limbah koran).
“Ini namanya celengan yang terbuat dari limbah koran, yang kami linting, kemudian kami buat menjadi celengan dan patung,” papar dia.
Kemudian, ada pula spons yang berasal dari oyong atau gambas, dan sabun lerak cair yang ramah lingkungan yang terbuat dari buah relak tanpa tambahan bahan kimia lainnya.
“Ini terbuat dari bahan alami semua tidak ada bahan kimia, tidak ada campuran-campuran bahaya garam, jeruk lemon, jeruk nipis, sereh dan lain-lain tidak merusak sungai. Bisa digunakan untuk cuci piring, cuci pakaian, mengepel, dan digunakan menjadi disinfektan juga bisa,” tutur dia.
Salah satunya, lanjut dia, ada pembalut kain yang terbuat dari bahan-bahan lokal, ini bisa digunakan berulang kali dan produknya termasuk ramah lingkungan.
“Jadi tidak hanya memikirkan profit, tetapi kami juga memikirkan bagaimana tidak merusak lingkungan dan memanfaatkan lingkungan,” tegas dia. (Sat/TSF/AA)